Tantangan Mendidik Anak Di Era Teknologi

Mendidik anak adalah tugas paling mulia dari ayah dan ibu. Bagaimana tidak, didikan kita nanti akan menjadi bekal bagi si kecil di masa yang akan datang. Namun banyak orang tua yang sering kali salah dalam mendidik anak. Demi ambil tombol pintas untuk membuat anak tidak rewel, kedua orang tua seringkali menyerahkan gadget mereka dan memutar youtube, atau bahkan membelikan anaknya gadget untuk menenangkan si anak.

Adakah yang salah dengan Youtube dan game bila dimainkan oleh anak? Tergantung. Bila dimainkan tanpa pengawasan orang tua dan lebih dari 1 jam per hari hal ini bisa membahayakan si anak itu sendiri. Banyak konten-konten di Youtube yang terkadang kontennya tidak relevan dengan umur si anak. Kedua bermain game terlalu lama membuat anak kecanduan main game.

Saya akan berbagi kisah mengenai tantrum anak teman saya dengan gadget. Suatu ketika saya naik mobil dengan teman saya untuk pergi ke pernikahan teman. Saya pergi dengan anak-anaknya teman saya. Anak laki-lakinya umur 6 tahun, anak bungsunya umur 4 tahun. Untuk menenangkan kedua anak ini masing-masing anak diberikan satu buah handphone. Si kakak main game puzzle, si adik main youtube. Sepanjang perjalanan teman saya ini curhat kalau kuota internet dia cepat habis karena anak-anaknya ini hobi nonton youtube.

Drama pun dimulai dengan si ibu mengambil handphone dari si anak. Saat itu hari sudah malam, cahaya radiasi dari handphone di malam hari dalam mobil sangat tidak baik untuk mata. Selain itu menatap layar handphone terlalu lama dalam mobil membuat penumpang menjadi mual dan sering jackpot di mobil. Saya kaget melihat si anak menjerit-jerit karena handphonenya diambil. Kaget karena tangisannya sangat histeris. Mulai dari teriak-teriak, mukul, hingga nangis. Akhirnya ibunya menyerah karena si anak bungsu ini tantrum parah. Mungkin karena ngga enak ada saya di mobil akhirnya teman saya ini memberikan handphonenya kembali ke anaknya.

Singkat cerita sepanjang perjalanan teman saya ini curhat mengenai parenting yang dia terapkan kepada anaknya. Beliau sering bertengkar dengan suaminya karena masalah parenting ini. Mendidik anak memang bukan tugas seorang ibu saja, namun ayah juga memberikan kontribusi dalam mendidik anak.Teman saya ini adalah seorang ibu yang selalu memberikan apa yang diminta sama anak dan si ayah tipe yang keras dan disiplin dalam mendidik anak.

Di tengah perjalanan, si anak bungsu mulai rewel. Benar dugaan saya, terlalu lama main handphone pasti mual. Akhirnya si anak nyerah dan mual. Mulai deh rewel dan ngeluh sakit perutnya. Si kakak sudah ketiduran, nampaknya terlalu lelah karena dari pagi sudah banyak aktivitas.

Di lain waktu saya juga berdiskusi dengan teman saya yang baru saja memiliki anak. Sekarang anaknya sudah berusia 2 tahun. Sebagai seorang ibu muda, dia sangat rajin belajar mengenai parenting. Beliau dan suami sepakat untuk mendidik anak dengan mengurangi bermain gadget bagi si anak.

Pilihan yang diambil oleh teman saya ini cukup berani, dia resign dari pekerjaan kantoran yang karirnya sedang menanjak hanya untuk mendidik dan merawat anaknya sendiri tanpa baby sitter. Suaminya pun bekerja remote dari rumah sehingga memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga. Saat saya berkunjung ke rumahnya pun sang anak ini tidak memegang gadget. Dia malah asik bermain dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya. Entah itu sepatu, buku, gelas, boneka. Jadi sebenarnya anak kecil seperti dia tak perlu dialihkan dengan gadget.

Singkat  cerita teman saya ini sharing mengenai parenting. Dalam sehari si anak hanya diijinkan untuk bersentuhan dengan gadget atau tv hanya 1 jam. Itu pun dibagi jadi dua bagian, pagi dan malam. Pagi 30 menit malam 30 menit. Ayah dan ibunya juga tegas dan diskusi cara mendidik anak. Mereka rajin membaca buku mengenai parenting. Lalu di rumah perabotan minimalis jadi si anak bebas berlarian. Tidak ada sofa, kalau mau duduk lesehan di lantai. Si anak bebas berlari keluar masuk rumah. Untuk mengalihkan fokus anak dari gadget, teman saya aktif membacakan buku cerita, bernyanyi, serta membuat permainan sederhana untuk anaknya.

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.