Goodbye My Sister

Tidak terasa sudah memasuki akhir bulan Desember. Waktu berlalu begitu cepat. Sudah 1,5 tahun saya bermain game online Ragnarok X. Di sini saya mendapatkan beberapa teman. Ada yang berasal dari Malaysia dan menggunakan bahasa melayu, ada juga yang menggunakan bahasa Thailand, English, Tagalog.

Di sini saya mengenal pasangan suami istri yang bermain bersama dalam satu guild. Saya pun ikut bermain di dalamnya. Ka Sem dan Ka Fany layaknya Tom and Jery, pasti berantem terus. Tapi sebenarnya mereka berdua saling menyayangi.

Ka Sem dan Ka Fany adalah pengantin baru, mereka baru menikah dan beberapa bulan kemudian Covid melanda. PSBB menyebabkan Ka Fany tidak bisa aktivitas di luar. Dia memilih untuk bermain game online. Ka Fany banyak memiliki teman dari luar negri, bahkan dia bisa fasih berbicara bahasa tagalog karena sering mendengarkan pembicaraan mereka.

Awalnya saya kenal Ka Fany itu dari Ka Sem, lama-lama kami mulai akrab di game. Saling add Instagram. Ngobrol lewat voice call dan video call. Hingga suatu ketika, hal yang tidak terduga datang. Ka Fany hampir pingsan saat perjalanannya dari Jakarta menuju Bandung.

Saat itu malam hari, sekitar jam 7.30 malam. Saya sedang mandi dan handphone berdering berkali-kali. Saat mendapat berita itu, Ka Sem meminta tolong saya untuk menengok istrinya apakah baik-baik saja. Saya meluncur ke rumah sakit saat itu juga. Saya cari Ka Fany di kamar IGD dan menemukannya terbaring lemah. Bibirnya pucat sekali. Dia mengeluh nyeri pada perutnya dan lemas.

Itu adalah pertemuan pertama kami. Di kamar IGD. Saya tidak mengharapkan bertemu dengannya dalam keadaan sakit. Kami pindah rumah sakit karena di sana tidak cover asuransi swasta, hanya BPJS kesehatan. Saya meminta Ka Sem menyusul ke Jakarta untuk menemani karena saya tidak bisa menginap di sana.

Saya membaca hasil lab nya dan hasil lab nya tidak baik. Saya berusaha positive thinking, dia akan membaik seiring berjalannya waktu. Saya bertanya tentang kesehatannya namun tidak ada kemajuan. Berbagai rumah sakit sudah didatangi namun belum menemukan penyakit apa yang diderita.

Hal yang membuat saya tersentuh, di sela-sela sakitnya dia masih ingat kepada saya agar menjaga berat badan. Dia berpesan agar jangan sampai seperti dia. Ka Fany orang yang sungguh baik. Ketika saya dibully oleh teman-teman, Ka Fany selalu support dan belain. Kadang lucu sih kalau diingat-ingat.

Bulan Oktober pun tiba. Kondisi Kak Fany semakin memburuk. Saya mendapatkan foto beliau yang sudah kurus sekali. Saya tahu ini sangat berat bagi Ka Sem dan keluarga. Saya berusaha menguatkan dan berdoa untuk Kak Fany. Namun Tuhan berkata lain. Ka Fany menghembuskan nafas akhirnya tanggal 19 Oktober 2022.

Kak Fany sudah tidak sakit lagi. Kak Fany sudah pulang ke rumah Bapa di Surga. Saya datang ke pemakamannya di Cilegon. Air mata tidak tertahankan ketika tanah kuburan dituang ke atas peti mati. Saya tidak menyukai rasa kehilangan seperti ini. Sedih sekali rasanya. Walaupun kenal sekitar satu tahun, saya mengasihi Kak Fany seperti kakak saya sendiri.

Ka Fany, terimakasih sudah menjadi teman dan kakak yang baik. Sepanjang perjalanan saya berulang kali membaca chat history kita. Seolah kita masih bercengkrama seperti biasa. Tidak ada lagi yang mengirimi video lucu dan makanan lagi nih. Good bye Ka! See you later in Heaven.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.