Review Miracle in Cell No 7 Versi Korea

Setelah absen beberapa waktu nonton drama Korea, kali ini saya iseng nonton film Korea. Pengen skip dari nonton marathon yang bikin nagih. Film kali ini merupakan film yang di remake sama sutradara Indonesia. Karena penasaran, jadi pengen nonton versi koreanya dong yang tayang di 2013.

Film ini menceritakan seorang ayah yaitu Yong Go yang autis dan memiliki anak perempuan, Ye Seung. Istrinya meninggal saat anaknya masih kecil. Kerjaannya tukang parkir untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Set pengambilan waktu sekitar tahun 90 an dimana waktu itu Sailor Moon lagi viral di anak-anak kecil.

Tiap hari Yong Go dan Ye Seung ini lihat tas sailor Moon yang ingin dibeli. Tas itu padahal tinggal satu di toko. Sayangnya tas itu dibeli oleh putri komisaris jenderal polisi. Yong Go yang autis ini sedih dan mencoba mengambil tas tersebut. Terjadilah keributan, bapak komisaris polisi ini tidak senang dan memukulnya.

Selang beberapa hari kemudian saat uang sudah terkumpul, tanpa disengaja Yong Go bertemu dengan gadis kecil yang membeli tas sailor moon kemarin. Gadis itu ingin menunjukan jalan tempat dimana bisa membeli tas sailor moon yang masih tersedia.

Sebuah kecelakaan pun terjadi. Gadis itu tidak sengaja jatuh terpeleset dan meninggal dunia. Yong Go menjadi satu-satunya orang yang menyaksikan kecelakaan tersebut. Tidak ada seorang pun yang mempercayai Yong Go berusaha menolong anak gadis itu. Polisi justru menuduh Yong Go telah melakukan pembunuhan terhadap gadis itu dan melakukan pelecehan kepadanya.

Karena tidak ada keluarga yang merawat Ye Seung, akhirnya dia dititipkan di sebuah panti asuhan. Yong Go dijebloskan ke penjara dan dipaksa untuk mengaku sebagai tersangka, bahkan di tempat olah TKP pun Yong Go dipersekusi oleh keluarga korban.

Di dalam sel tahanan, Yong Go ditempatkan di sel no 7. Dia menjadi target pemukulan oleh tahanan yang lain karena masuk penjara dengan alasan pembunuhan dan pelecehan terhadap anak kecil. Di dalam sel yang berisi 5 orang tahanan ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari kasus penipuan hingga mafia. Kelima orang ini akhirnya bersimpati kepada Yong Go karena ketulusannya menolong pentolan sel ketika diserang oleh tahanan lainnya.

Kepala sipir penjara pun yang tadinya bersikap antipati lama-lama juga bersimpati dengan Yong Go karena ditolong oleh Yong Go saat terjadi kebakaran di sel. Dia meragukan apakah orang autis seperti Yong Go sanggup membunuh seorang anak kecil? Yong Go dituntut hukuman mati karena dituduh membunuh anak komisaris jendral polisi. Apakah Yong Go sanggup mendapatkan keringanan dari hukuman atau bahkan harus dihukum atas perbuatan yang tidak dia lakukan? tonton aja drakor nya!

Film ini lumayan bagus menurut saya, walaupun agak nggak realistis sih karena ada adegan menyelundupkan anak kecil ke penjara. Saya bisa melihat besarnya kasih sayang seorang ayah untuk anaknya, karena dia tidak ingin anaknya sedih ataupun terluka. Dia juga selalu ingin memberikan anaknya yang hadiah yang terbaik. Saya jadi teringat ayah saya yang menabung untuk membelikan saya sebuah boneka doraemon. I love you papi.

Film ini juga relate dengan kehidupan saat ini, dimana banyak sekali kasus yang tersangkanya adalah orang tidak bersalah namun terpaksa harus mengaku bersalah oleh aparat hukum setelah di bawah tekanan dan kekerasan fisik. Over all saya kasi rate 7,5/10 untuk drama korea ini. Ada sisi sedih, lucu, dan membuat kita teringat cinta tanpa syarat dari seorang ayah. Belom nonton versi Indonesia nya sih, tapi pasti keren juga. Yang mau baca-baca review film drakor lainnya bisa cek blog https://www.maria-g-soemitro.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.