Tulisan ini merupakan lanjutan salah satu sharing session yang saya hadiri di AMIGO 2019. Kali ini saya akan bercerita mengenai loket.com. Loket saat ini memiliki tiga bisnis utama yang dikelola. Layanan yang disediakan Loket antara lain adalah layanan business to business, Go-Tix, self service event management.
Buat yang masih asing dengan istilah platform untuk event management, mungkin bisa cek apps macam eventbrite atau meetup.com di google. Nah kedua aplikasi ini adalah aplikasi dari luar negri. Loket.com itu aplikasi yang mirip-mirip seperti ini, tapi dengan pembayaran bank lokal.
Be a Diamond
Waktu sesi sharing ini kalau nggak salah yang datang presentasi itu VP Marketing Loket yaitu Mohamad Ario Adimas. Beliau sharing kenapa loket bisa jadi seperti sekarang ini. Loket menempatkan dirinya untuk menjadi permata di industri ini. Be a diamond, berikan service/produk yang kompetitor nggak punya. Sejenak saya mengerti, ini adalah kunci kenapa platform sekelas loket bisa diakuisisi oleh Gojek. Ketika kita memiliki produk/services dan menawarkannya ke klien, buatlah klien itu tidak punya alasan untuk tidak memilih kita. Setelah saya cek, emang bener sih, ini loket bagus banget untuk buat event management. Ada laporan untuk penjualan tiketnya, ada event analytics nya, lalu terkoneksi ke e-commerce. Secara teknologi, integrasi data dan fungsi udah keren banget pokoknya. Semua yang dibutuhin sama klien udah ada.
Be Human
Saat presentasi ke klien pihak loket ini tidak pernah langsung jualan. Saya paham banget nih karena memang orang itu nggak suka dijualin. Orang itu egois, dia cuma peduli sama dirinya sendiri, oleh sebab itu Loket ini hadir dengan sisi kemanusiaannya dan peduli kepada klien. Setelah mencari kesulitan apa yang dihadapi oleh klien, lalu tawarkan apa yang kira-kira bisa membantu klien untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dengan memposisikan diri bahwa Loket ini simpati akan kesulitan klien, maka penjelasan mengenai produk/jasa pastinya lebih mudah. Ada hal penting yang digaris bawahi oleh Pak Adimas. Walaupun Loket adalah platform teknologi dan tentunya tim IT bisa membuat aplikasi apapun, namun Loket harus fokus dengan bisnisnya. Jangan mentang-mentang ngerti IT jadi palugada ( apa lu mau, gua ada ). Loket harus fokus pada event management system dan tidak memecah fokusnya ke bisnis lain. Dalam pendekatan dengan klien pun pihak Loket tidak langsung mengiyakan semua permintaan klien. Ada tarik ulur yang dilakukan. Emang gebetan doang yang bisa ditarik ulur, klien juga kali. Harus punya bargain position dong.
Be Unique
Loket memberikan nama yang unik untuk jabatan yang setara dengan account manager. Karena bisnis loket ini terkait dengan event, maka account manager diubah namanya jadi event consultant. Keren kan dan terlihat lebih profesional. Ada juga jabatan Chief Party Officer. Anti mainstream banget pokoknya.
Be Awesome
Kenapa sih klien-klien Loket ini loyal banget? Pastinya karena Loket memberikan service yang di atas rata-rata dan memiliki data dari event analytics. Salah satu klien Loket adalah Ismaya, dimana selama beberapa tahun Ismaya mengadakan acara, Loket yang menanganinya. Yang paling penting, Loket sangat menjaga profesionalitas, kerahasiaan data adalah yang utama. Loket tidak akan memberikan data ke kompetitor Ismaya. Kepercayaan klien sangatlah penting banget dijaga, di industri apapun loh guys.
Berani Mengambil Resiko
Ada kisah yang menarik di balik ASIAN Games 2018 kemarin. Pada saat opening ASIAN& games untuk ticketing management system terjadi kendala. Vendor yang ditunjuk untuk menangani ticketing mengalami banyak masalah. INASGOC akhirnya menghubungi CEO Loket saat H-2 sebelum acara dan hanya diberikan waktu 30 menit untuk memutuskan mengambil event ini atau tidak. Rada gambling juga sih. Bisa dibayangkan event sebesar ASIAN Games ini disuruh mikir 30 menit doang. Akhirnya CEO ini menjawab ya. Ticketing management system ASIAN Games selamat berkat Loket. Kesempatan nggak akan datang 2 kali. Belum tentu dalam jangka waktu 10-20 tahun ke depan Indonesia memiliki kesempatan menjadi tuan rumah ASIAN Games. Secara nilai jual, project ASIAN Games ini pendapatan per tiketnya kecil, namun secara nilai jual ( portfolio ) project ASIAN Games ini besar. Menjadi backbone ticketing system ASIAN Games merupakan kesempatan branding yang luar biasa. Pada event ini Loket membuat hashtag #loketuntukindonesia. Dengan memiliki portfolio menangani ASIAN Games bisa dipakai untuk mengakuisisi klien lebih banyak lagi. Event semegah dan berskala internasional seperti ASIAN Games aja bisa ditangani oleh Loket, event yang skalanya lebih kecil pastinya bisa.
Percaya Diri Dengan Produk Sendiri
Pada sesi sharing ini, Pak Adi mencontohkan event konser skala internasional seperti konser Celine Dion. Penjualan tiketnya ditangani Loket. Saya kaget ketika beliau cerita tiket Celine Dion seharga 25 juta habis duluan. Begitu pula dengan konser Syahrini yang harga tiketnya 25 juta habis duluan. Ternyata orang Indonesia banyak yang kaya raya juga ya buang duit 25 juta hanya untuk nonton konser aja. Apa sih rahasia Loket bisa menjual tiket mahal banget dan habis duluan dibanding tiket kelas lain? Gimana ya caranya supaya pelanggan ini tertarik tanpa perlu diskon? Rahasianya adalah dengan mencari client pain point nya. Wah agak panjang sih ni kalau mau cerita tentang pain point, agak nyerempet ke copy writting, kapan-kapan saya bahas deh tentang pain point ini. Inti dari pain point adalah kegundahan client yang dieksploitasi dan produk kita yang menjawab pain point tersebut. Pak Adi menekankan, kalau pelanggan masih menanyakan diskon berarti belum tentu mereka percaya dengan kita atau kita sendiri yang ga percaya dengan produk kita.
Bisa Melihat Opportunity
Loket ketika bertemu dengan klien tidak memperkenal diri sebagai event organizer namun sebagai Event Expert Company. Jadi kalau klien bingung maksudnya apa ya tinggal jawab Event Technology Company yang fokus ke event. Loket menyelesaikan masalah event. Ada sharing menarik dari Pak Adi pada saat pemilihan capres 2019 kemarin. Di tengah situasi politik yang memanas, buatlah event! Loket melihat opportunity yang ada dan mengundang consultant politik seluruh Indonesia. Panen deh event diadain di Loket. Nggak perlu pilih no 1 atau 2. Pilih dua-duanya adalah jenius menurut saya. Hehehe.
Fokus
Seperti sharing founder dan co-founder startup yang saya dengar, saya melihat bahwa Loket ini fokus di bisnis event. Sama seperti ruangguru.com yang fokus di pendidikan, atau inspigo yang fokus di podcast. Ketika startup ini fokus pada tujuan awal, maka bila ada masalah di tengah jalan, atau ada godaan untuk beralih fokus, maka tujuan awal seperti visi dan misi yang akan mengembalikan perusahaan agar kembali on track. Cita-cita awal Loket memajukan dan mengembangkan industri event & entertainment di Indonesia. Dari sini nanti strategi-strategi perusahaan diturunkan.
Pesan Untuk Startup Founder & Co-Founder
Pesan terakhir yang disampaikan Pak Adi untuk pemilik startup adalah lakukan pivot secepatnya. Kalau di basket istilah pivot ini berpijak pada satu kaki tapi berganti arah. Di basket kita mengubah gerakan saat berlawanan dengan lawan. Di dunia startup pivot itu merubah strategi bisnis namun tetap mempertahankan bisnis itu sendiri. Kapan sih harus melakukan pivot? Saat kita sudah bersusah payah menciptakan pasar, mengedukasi pengguna, udah habis waktu dan sumber daya banyak namun ngga ada progress yang signifikan. Contoh pivot yang berhasil adalah instagram. Nenek moyang instagram adalah burbn. Karena kebanyakan fitur dan tidak fokus, akhirnya dilakukan zoom in pivot. Fokus pada sedikit produk dan mempertahankan fitur yang banyak digunakan oleh penggunanya. Akhirnya jadi instagram deh. Kebayang kan kalo foundernya nggak melakukan pivot, nggak bakalan ada instagram saat ini. Eh tapi bukan berarti pas investor kasi feedback buruk langsung pivot ya. Harus ada analisa mendalam dulu, baru pivot.
Semoga sharing ini bermanfaat!
Kalau mau sukses memang harus fokus dan nggak rakus ya, Kak Inez. Thank you buat infonya, Kak. Artikel Kakak selalu enak dibaca dan berfaedah. Suka banget!
Penasaran bagaimana cara bikin copy writingnya. 25 juta gak ditawar.
Wowwww…. Keren banget ulasannya. Jadi belajar buat fokus satu hal, semisal tema buat Blog atau vlog. Padahal awalnya aku pikir mau promo, ehh justru belajar gitu ya. Keren ini loket ya mau ambil tantangan pas ticketing Asean Games yang too risky. Two thumbs up!
Sebetulnya pesan2 itu bukan hanya untuk start up yah… Sangat relevan dengan pengembangan diri kita juga yah 🙂
Wah artikel yang bagus. Aku baru tahu pengetahuan baru buat aku. Dan ternyata loket.com keren yah.
25 juta nggak ditawar buat bayar konser. Indonesia ini byk orang kayah. Terkejut aku
Sepertinya pihak Loket menggunakan platform humanity ya kak dalam mengelola bisnis profesionalnya, seperti be human, be unique, be awesome….
Fokus! Itu yang bikin kita akan konsisten dengan pilihan, terus berusaha yang terbaik dan hasilnya pasti akan lebih baik.
Salut untuk Loket!. Inspiratif sekali
Makasih sudah membagikan infonya Kak Inez
Terimakasih sudah berbagi ilmu nya kak,
Waww nice artikel kak..
Aku terjeda di poin be human. Tampaknya semua memang harus belajar demikian terlebih dahulu yaa kak
Bermanfaat sekali sharingnya kak Inez, memang fokus itu yang menjadi PR ditengah godaan2 yang datang. Keep on track harus tertanam di kepala.
terima kasih ulasannya keren banget kak…
Waah ini artikelnya….inspiring Kak. Loket melakukan blue ocean strategy…beda, unik, keren…tentang pivot, ilmu baru nih..makasih sharingnya Kak!
Baru tahu loket.com, nice artikel kak jadi nambah pengetahuan seputar IT nih, thanks
Wah jadi penasaran itu gimana jualan tiket 25 juta. Hahhaha ditunggu kak lanjutannya.
Keren sih loket berani ambil keputusan untuk jadi sistem tiketnya asean games. Namanya event besar bakal jadi history atau portofolio perusahaan. Pridenya beda lah walaupun keuntungan nggak banyak.
Nambah pengetahuan aku nih. Makasih udah sharing kak. Sharing yg bermanfaat 😉
Wow…keren kali loket.com ini. Kak Inez selalu luar biasa dalam mengolah artikelnya. Selalu ada aja ilmu baru yang didapat. Thank you kakak idola aku😍😍
Iya nih Loket.com aku inget beli tiket Asian Games cabang atletik. Aku baru tau ternyata project ini benefit ga gede tapi iya banget buat branding. Pembelajaran banget sih, kalau benefit itu ga semata2 jadi tujuan utama ya
Terimakasih ka artikelnya saya mendapat pengetahuan yang baru setelah membaca ini 😊
Ishhh emang ya orang Indonesia tajir2 amat…
Btewe thanks kak sharing ,dunia di luar dunia saya, nambah info