CERDIK Mencegah Penyakit Tidak Menular

Beberapa hari yang lalu, saya terkejut membaca timeline di facebook. Salah seorang teman di facebook ternyata didiagnosis kanker pankreas. Usianya masih cukup muda, belum menikah. Kanker yang beliau alami ini membuat badannya turun drastis dan lemah. Dari sakit yang dialaminya, ada hal penting yang saya pelajari. Belajar untuk mencintai tubuh. Dalam sehari rokok yang dikonsumsi bisa mencapai 2-3 bungkus. Belum lagi minuman keras atau tidak tidur karena lembur. Gaya hidup yang berantakan serta kebiasaan merokok ini yang memicu kanker di tubuhnya.

Cerita lain juga dari ayahnya teman saya. Beliau seorang perokok berat selama puluhan tahun. Makanan setiap hari pun tidak jauh-jauh dari gorengan dan makanan berlemak seperti masakan padang. Beberapa tahun lalu beliau masuk rumah sakit karena serangan jantung. Untungnya masih tertolong dan segera dioperasi untuk pemasangan ring di jantung. Ketika saya berkunjung ke rumah teman saya dan masuk ke kamarnya, lemari di samping teman saya merokok berubah warna menjadi kuning, sedangkan sisi lainnya tidak. Bisa dibayangkan betapa parahnya asap rokok itu.

Sejak dari jaman kuliah saya meminta teman saya untuk berhenti merokok. Namun jawaban yang diberikan selalu membuat saya kesal. “Toh semua orang juga mati Nez. Itu pakde gue ngerokok sampe umur lansia masih sehat-sehat aja,”ujar teman saya. Memang sih, ada aja orang yang merokok tapi masih diberikan umur panjang, tapi banyak juga kan yang merokok diberikan sakit sama Tuhan. Kadang di sinilah sulitnya membantah logika yang dipakai teman saya. Sebagai teman yang baik saya hanya bisa memberikan saran, keputusan ingin berhenti atau tidak ada di dia. Setelah ayahnya serangan jantung, dia berhenti merokok.

Iklan Bahaya Merokok

Industri rokok di Indonesia adalah satu-satunya industri yang dalam iklannya tidak menggunakan adegan merokok namun produknya tetap laku keras di pasaran. Bila kita melihat banyak iklan rokok, umumnya ada story telling yang kuat dan menyampaikan pesan ke audience mengenai brand rokok tersebut. Ada beberapa iklan rokok yang lucu sehingga membuat penonton tidak bosan. Ada benang merah dari iklan rokok ini yaitu ada sosok sentral di dalam iklan rokok. Bila kita membandingkan iklan bahaya merokok di Indonesia seringkali yang disorot adalah sisi kesedihannya, penyakitnya. Seharusnya kita menduplikasi dengan mengambil pendekatan lain dengan cara yang menyenangkan dan dikemas dengan story telling. Misalnya saja kisah sukses orang yang berhenti merokok dan berprestasi, dengan kisah ini lebih menggugah daripada testimoni keluarga yang berduka ditinggal ayah karena sakit yang diakibatkan merokok.

Bahaya Merokok Yang Mengintai Penduduk Indonesia

Semua orang yang merokok pastinya sudah tahu apa bahaya dari merokok. Di bungkus rokok yang dijual umum bahkan memaparkan gambar yang menyeramkan untuk mengingatkan bahaya merokok. Namun walaupun ada peringatan keras mengenai bahaya merokok, tetap saja banyak orang yang merokok. Mau harga rokok dinaikan sekalipun, masih banyak orang yang membelinya. Merokok bisa meningkatkan resiko terkena kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Untuk dua penyakit pembunuh tertinggi seperti kanker dan serangan jantung disebabkan oleh rokok. Penyakit jantung dan kanker ini adalah penyakit tidak menular, jadi sebenarnya bisa dicegah dengan berhenti merokok.

Transisi Teknologi dan Budaya

Penyakit tidak menular penyumbang kematian tertinggi di Indonesia. Pengobatannya pun dilakukan seumur hidup dan membutuhkan biaya paling mahal. Seluruh dunia saat ini sedang ada pada fase transisi teknologi. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi gadget yang mengubah perilaku konsumen. Sekarang serba dimudahkan seperti memesan makanan hanya pesan online. Transportasi serba online juga menyebabkan masyarakat malas untuk melakukan aktivitas fisik.

Dari transisi budaya, Indonesia sedang mengalami perubahan. Saat ini banyak orang merokok dan seolah-olah itu dianggap lumrah oleh masyarakat. Padahal faktor resiko dari penyakit tidak menular sangat tinggi dari merokok. Menurut data dari Kemenkes 67 % pasien penyakit jantung di RS Harapan Kita adalah pasien yang aktif merokok.

2030,Bonus Demografi Atau Beban Demografi?

Indonesia akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030. Bonus demografi adalah jumlah usia produktif yang banyak, sehingga bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Namun apabila dari sekarang generasi muda sudah mulai merokok, bisa jadi 2030 nanti bukan bonus demografi yang didapat melainkan beban demografi karena penyakit tidak menular. Beban negara untuk pengobatan BPJS akan membengkak mengobati pasien penyakit tidak menular.

Mencegah Penyakit Tidak Menular

Kita dapat mencegah penyakit tidak menular dengan melakukan gerakan CERDIK.

Cek Kesehatan

Enyahkan Asap Rokok

Rajin Aktifitas Fisik

Diet Seimbang

Istirahat Cukup

Kelola Stress

Gaya Hidup Sehat Mencegah Penyakit Tidak Menular

Gaya hidup sehat sangat mempengaruhi dalam pencegahan penyakit tidak menular. Tubuh manusia sebenarnya membutuhkan zat gizi makro dan mikro. Pada zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan air. Nantinya zat gizi dari makro ini menghasilkan energi, bila energinya tidak terpakai akan berubah menjadi sel lemak. Pada zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Sumber dari vitamin dan mineral ini hanya didapat dari sayur dan buah. Idealnya dalam 1 hari kita makan sayur 3-4 porsi dan buah 2-3 porsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro harian tubuh.

Aktifitas fisik rendah menyebabkan penumpukan energi dalam bentuk lemak. Penumpukan ini selain di organ tubuh, perut, juga menumpuk di pembuluh darah. Aktifitas fisik yang jarang bisa menyebabkan osteoporosis, detak jantung tidak efisien dan stress.

Idealnya kita melakukan latihan fisik 3-4 kali seminggu dengan rentang waktu 20-60 menit per sesi. Orang yang rutin melakukan latihan fisik aliran darah menuju otak bagus. Hal ini membuat kita bisa berpikir lebih cemerlang dan tidak stress.

Kunjungan Ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo

Hari kedua kami berkunjung ke RSCM, letaknya di daerah Salemba. Jujur ketika berkunjung ke rumah sakit ada perasaan takut dan cemas. Di rumah sakit pusat nasional seperti RSCM pasti banyak pasien rujukan dari seluruh Indonesia yang penyakitnya tidak bisa ditangani di faskes daerah masing-masing. Di sana kami berkunjung ke tempat penyuluhan diabetes militus dan tempat hemodialisis.

Kami disambut oleh dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM. Beliau memaparkan bahwa pada tahun 2013 penderita diabetes di Indonesia sebesar 6,9% namun pada tahun 2017 naik hingga 10,9%. Di dalam dunia medis, bila seseorang terkena diabetes harus melakukan cek darah rutin 6 bulan sekali yang disebut HBA1C. Bila HBA1C penderita diabetes ini kurang dari 7% dianggap berhasil dan resiko komplikasi kecil. Namun dari penderita diabetes di Indonesia yang sukses menjaga HBA1C di bawah itu hanya 30%, ini artinya 70% sisanya beresiko komplikasi.

Resiko Komplikasi Diabetes

Diabetes memiliki 2 resiko komplikasi yaitu komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler. Untuk makrovaskuler berdampak pada organ-organ makro yaitu jantung, stroke, kaki. Komplikasi mikrovaskuler akan berdampak pada organ mikro seperti ginjal,saraf, dan mata yang menyebabkan kebutaan.

Ayah saya seorang penderita diabetes militus. Ketika berkunjung ke sini cukup cemas juga mengenai fakta bahwa saya beresiko tinggi untuk menderita diabetes. Orang yang terkena diabetes pada umumnya terbagi 2 yaitu dari lahir secara genetik sudah terkena diabetes dan terkena diabetes karena gaya hidup yang tidak sehat. Obesitas, pola makan yang tidak seimbang, kurang olahraga memicu diabetes.

Di sini kami berkunjung ke ruangan edukasi untuk sharing mengenai diabetes. Kebetulan ada seorang pasien penderita diabetes yang hadir. Di sesi sharing ini, ibu Prisilia sharing bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang beliau menderita diabetes. Dari sisi genetik kedua orang tua ibu Prisilia ini penderita diabetes. Dari penyakit diabetes ini, menurut analisis dokter spesialis di RSCM, ibu Prisilia mengalami komplikasi di ginjal stadium 3B.

Ciri diabetes tipe 2 adalah berat badan mendadak turun,sering buang air kecil,mudah haus, makannya banyak. Penderita diabetes tipe 2 ini banyak karena makanan tidak bisa diolah oleh sel menjadi energi. Diabetes tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan rutin meminum obat untuk mengontrol gula darah, menjaga pola makan seimbang, dan melakukan aktivitas fisik.

Edukasi Pasien Diabetes Di RSCM

Di RSCM ada edukasi perorangan dan grup. Untuk pasien baru atau kasus khusus akan diberikan edukasi. Untuk edukasi grup RSCM mengadakan edukasi 2 kali dalam sebulan. Pasien diberikan informasi mengenai bagaimana mengelola diabetesnya dan gaya hidup sehat.

Orang Beresiko Tinggi Terkena Diabetes

Kita akan dikategorikan beresiko tinggi terkena diabetes bila memiliki keluarga dengan riwayat penyakit diabetes, kolesterol tinggi, darah tinggi, gemuk, usia lebih dari 40 tahun. Bila sudah masuk ke kategori resiko tinggi sebaiknya mulai mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana seperti minuman dan makanan manis, perbanyak aktivitas fisik dan mengelola stress.

Kunjungan Ruangan Hemodialisis

Setelah berkunjung ke ruang edukasi diabetes kami melanjutkan perjalanan ke ruang hemodialisis. Di sini banyak pasien yang memiliki keluhan gagal ginjal sehingga membutuhkan alat hemodialisis untuk menggantikan tugas ginjal menyaring darah. Seringkali orang awam menyebut cuci darah, namun sesungguhnya istilah yang benar adalah hemodialisis. Dokter di RSCM juga menegaskan bahwa istilah vonis yang sering digaungkan media massa sangat salah digunakan di dalam dunia medis. Vonis adalah untuk tindakan kriminal, sedangkan untuk medis dikenal sebutannya diagnosis. Jadi bukan divonis gagal ginjal, melainkan didiagnosis gagal ginjal.

Di sini kami juga mendengarkan pasien yang berbagi kisah mengenai perjalanan penyakit gagal ginjalnya. Ibu Susiwati ini menderita sakit kepala hebat karena darah tinggi selama 6 bulan. Hingga suatu ketika lambungnya terasa sangat sakit, badan ngilu, sakit pinggang, muntah-muntah. Setelah berobat ke RSCM akhirnya dokter menemukan fakta bahwa ibu Susiwati ini didiagnosis gagal ginjal. Analisis dari dokter RSCM bahwa ibu Susiwati ini karena darah tinggi ibu Susiwati tidak terkontrol sehingga terlambat diobati. Komplikasi darah tinggi menyebabkan gagal ginjal. Ginjal tidak berfungsi sebagaimana semestinya sehingga membutuhkan alat untuk dibantu menyaring darah.

Di RSCM 30% pasien hemodialisis memiliki hipertensi, dulu pasien diabetes militus 20-30% namun sekarang naik menjadi kurang lebih 50%. WHO menganjurkan konsumsi garam yaitu 5-6gr per hari atau setara 1 sendok teh. Di Indonesia hipertensi, gagal ginjal dan penyakit jantung menjadi epidemi.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk transplantasi ginjal yaitu 300 -350 juta melalui program BPJS. Sedangkan tiap tahun pemerintah menganggarkan biaya hanya untuk dialisis sekitar 3-5 Trilyun Rupiah.

Optimasi Media Sosial Instagram

Di sesi akhir Kang Arul berbagi mengenai optimasi instagram yang efektif. Dua baris pertama instagram terbukti efektif, karena di timeline instagram hanya 2 baris pertama yang terlihat. Kang Arul memberikan saran agar kita membuat kalimat pertama yang memberikan value, baru pada baris kedua adalah deskripsi produk. Hashtag pun kalau bisa 7 hashtag adalah hashtag popular dan 3 hashtag natural. Hashtag natural adalah hashtag yang mencerminkan identitas brand dan wajib ada di tiap feed instagram. Di akhir caption, jangan lupa memberikan mention kepada follower agar tercipta interaksi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.